Bottom Article Ad

Tampilkan postingan dengan label DRB. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label DRB. Tampilkan semua postingan

Selasa, 20 Oktober 2020

PANTAS SAJA ORANG YANG KERJANYA BERAKSI DI DEPAN KAMERA DIBAYAR MAHAL



Dulu saya sering merasa heran, mengapa para selebritis yang kerjanya cuma mondar-mandir dan senyam-senyum di depan kamera dibayar mahal. Penghasilan mereka begitu fantastis. Gaji mereka bahkan sudah dihitung berdasarkan hitungan detik atau menit, bukan lagi berdasarkan hitungan jam.  

Bayangkan saja, penghasilan seorang Raffi Ahmad sebagai presenter adalah 150 juta rupiah per episode-nya. Itu sama dengan gaji saya sebagai guru selama 3 tahun. Gila memang. Tapi itulah kenyataannya. 

Namun setelah mengikuti kegiatan PembaTIK Tahun 2020 yang salah satu tujuan akhirnya adalah pemilihan Duta Rumah Belajar (DRB), barulah saya mengerti mengapa aksi para selebritis di depan kamera itu dibayar begitu mahal.

Kegiatan PembaTIK Tahun 2020 adalah sebuah pelatihan bagi para guru yang mengedepankan pembelajaran berbasis TIK. Meskipun kegiatannya dilakukan secara daring karena masih dalam suasana pandemi Covid-19, tapi jadwal kegiatannya sangat padat. Tenaga ekstra karena harus menyelesaikan tugas tepat waktu sangat diperlukan di tengah-tengah kegiatan lain di luar kegiatan PembaTIK Tahun 2020. Pemikiran yang selalu fresh dan penuh konsentrasi sangat dibutuhkan di antara masalah-masalah lain di luar permasalahan tugas PembaTIK Tahun 2020.

Ibarat seorang selebritis, orang yang menonton hanya tahu dan peduli siapa dia di depan kamera tanpa mau tahu dan tidak peduli siapa dia setelah kamera dimatikan. Begitu juga halnya kegiatan PembaTIK Tahun 2020, terutama pada level 4 yang merupakan level berbagi. 

Seorang peserta PembaTIK level 4 harus tampil bak seorang selebritis yang selalu tampil manis di depan kamera. Penampilan peserta PembaTIK level 4 dituntut harus selalu baik dan siap tampil setiap waktu di depan kamera saat melakukan kegiatan tatap maya. 

Dan yang paling berat bagi saya selama mengikuti kegiatan PembaTIK level 4 ini adalah beraksi di depan kamera saat pembuatan vlog. Padahal dalam vlog yang durasinya cuma 6 menit itu, penampakan wajah saya tidak sampai 2 menit. 

Namun perekaman adegan yang 2 menit tersebut memakan waktu hingga 2 minggu dengan pengambilan adegan yang berulang-ulang hingga puluhan kali. Total ada 33 kali pengambilan adegan selain beberapa video yang saya hapus karena terlalu jelek tampilannya.

Dan ini adalah salah satu adegan lucu dan bodoh yang terjadi saat perekaman adegan pembuatan vlog.


Sempat hampir putus asa karena merasa tidak sanggup lagi menyelesaikan pembuatan vlog. Tapi saya selalu teringat ucapan Ibu Irayuni Sari (DRB Provinsi Aceh Tahun 2019) di awal pembukaan PembaTIK level 4 yang mengatakan : "Jangan menghentikan sesuatu yang sudah dimulai". Kata-kata Ibu Irayuni Sari tersebut membangkitkan semangat saya untuk kembali beraksi di depan kamera. 

Dan tiga hari menjelang batas deadline pengumpulan tugas akhirnya vlog tersebut dapat saya selesaikan setelah dua malam berturut-turut harus begadang menyelesaikan tugas penting PembaTIK Level 4 tersebut.

Bersyukur kepada Allah Swt dan terima kasih kepada Ibu Irayuni Sari yang telah menjadi motivator saya, sehingga saya mampu menyelesaikan tugas PembaTIK Level 4 Tahun 2020 ini. Alhamdulillah, sampai tanggal 20 Oktober 2020 pukul 21.00 WIB vlog saya sudah ditonton sebanyak 90 kali ditonton di channel YouTube setelah diunggah sejak 2 hari 6 jam yang lalu.

Ini adalah tampilan vlog di YouTube yang sudah disukai oleh 35 orang tersebut.

https://youtu.be/oEr8jkz04fU

#PusdatinKemendikbud 

#PembaTIK2020 

#DutaRumahBelajar2020

#RumahBelajar2020 

#BerbagiTIK


Senin, 19 Oktober 2020

LIKA LIKU KEGIATAN LIVE STREAMING SOSIALISASI PORTAL RUMAH BELAJAR

 

Salah satu tugas penting yang harus diselesaikan dalam kegiatan Pembatik Level 4 yang merupakan level berbagi adalah melakukan sosialisasi Portal Rumah Belajar melalui kegiatan tatap maya. Dalam kegiatan tatap maya tersebut, para peserta dituntut mampu membuat seminar, workshop, atau pun pelatihan melalui aplikasi video conference.

Tidak terkecuali penulis. Penulis yang merupakan salah satu peserta Pembatik Level 4 Tahun 2020 juga membuat kegiatan tatap maya untuk mensosialisasikan Portal Rumah Belajar. Berbagai macam aplikasi video conference penulis gunakan dalam kegiatan tatap maya ini. Izinkan saya menceritakan suka duka saya saat melakukan live streaming dalam mensosialisasikan Portal Rumah Belajar.

1. Aplikasi online Stream Yard

Kegiatan Tatap Maya "Malam Mingguan di Portal Rumah Belajar" dengan  aplikasi streamyard yang siarannya live di Facebook dan Youtube ini berjalan lancar meskipun ada sedikit kendala saat live streaming sedang berlangsung. 

Judul live streaming yang dilaksanakan pada Sabtu malam tanggal 3 Oktober 2020 ini mengambil tema "Berkenalan Dengan Fitur-fitur Utama dan Fitur Tambahan di Halaman Portal Rumah Belajar." Dimulai tepat pukul 20.00 WIB dan berlangsung selama lebih kurang 30 menit. 

Live streaming Malam Mingguan di Portal Rumah Belajar ini hanya ditonton oleh 51 orang responden. Ini hasil yang bagus untuk seorang pemula, menurutku. 


2.  Aplikasi Google Meet

"Rabu Seru di Portal Rumah Belajar" merupakan tema kegiatan yang dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 30 September 2020 melalui aplikasi Google Meet. 

Kegiatan sosialisasi Portal Rumah Belajar yang berjudul "Mengenal Lebih Jauh Portal Rumah Belajar" ini diikuti oleh 66 orang responden dan berlangsung selama lebih kurang 30 menit.

3. Aplikasi OBS Studio

Ada dua tema kegiatan yang dilakukan dengan aplikasi OBS Studio ini, yaitu :

a. Malam Mingguan di Portal Rumah Belajar dengan judul Cara Mengakses dan Mengunduh  Sumber Belajar di Portal Rumah Belajar. 

Acaranya live streaming  di Youtube yang  disaksikan oleh 45 orang penonton serentak dan disukai oleh 25 orang. Sedangkan tayangan ulangnya di Youtube ditonton oleh 20 orang pemirsa.

b. Rabu Seru di Portal Rumah Belajar dengan judul yang sama yaitu Cara Mengakses dan Mengunduh Sumber Belajar di Portal Rumah Belajar. 

Acaranya juga live streaming di Youtube dan disaksikan oleh 62 orang penonton serentak dan disukai oleh 20 orang. Tayangan ulangnya ditonton oleh 29 orang pemirsa di Youtube.


Banyak manfaat yang didapatkan dari kegiatan live streaming ini terutama bagi saya sendiri sebagai pencetus ide dan pelaksana kegiatan sosialisasi Portal Rumah Belajar ini, antara lain :

  1. Saya menjadi lebih tahu cara menggunakan aplikasi video conference dari sebelumnya saya tidak begitu tahu cara menggunakan aplikasi-aplikasi tersebut.
  2. Saya menjadi mengerti kelebihan dan kekurangan masing-masing aplikasi. Misalnya, Google Meet memiliki kelebihan : pemateri dapat berinteraksi langsung dengan peserta kegiatan melalui suara dan gambar, sedangkan OBS Studio memiliki kelebihan : pemateri hanya dapat berinteraksi langsung melalui fitur chat atau obrolan lewat tulisan saat kegiatan sedang berlangsung.

Kendala utama yang saya hadapi saat melakukan sosialisasi melalui aplikasi video conference adalah suara dan gambar yang tidak lancar. Hal ini disebabkan oleh jaringan internet yang tidak stabil. Maklum, saya berdomisili di daerah yang kebetulan jaringan internetnya belum stabil.

Meskipun banyak kendala yang saya hadapi dalam kegiatan sosialisasi ini, tapi saya sudah berencana akan terus melakukan kegiatan serupa di masa yang akan datang meskipun tidak terpilih menjadi Duta Rumah Belajar Tahun 2020. Karena menurut saya, Portal Rumah Belajar itu sangat bermanfaat dan perlu digunakan oleh siapapun yang berkepentingan dengan dunia pendidikan.

Dan harapan saya kepada pihak yang berwenang agar dapat menyediakan jaringan internet yang lebih stabil di samping juga menyediakan biaya internet yang murah dan terjangkau oleh siapa saja terutama bagi para guru dan siswa.

#PusdatinKemendikbud 

#PembaTIK2020 

#DutaRumahBelajar2020

#RumahBelajar2020 

#BerbagiTIK

Selasa, 22 September 2020

PORTAL RUMAH BELAJAR : Sumber Bahan Ajar Lengkap dan Terpercaya Bagi Guru di Masa Pandemi Covid-19

 


Saat ini seluruh dunia sedang dilanda pandemi Covid-19. Tidak terkecuali Indonesia. Dan pandemi ini telah memberi perubahan yang besar pada kehidupan manusia. Perubahan itu hampir terjadi di semua bagian aktivitas kehidupan manusia. Mulai dari aktivitas bekerja sampai aktivitas menjaga kesehatan. 

Dunia pendidikan juga tidak luput dari perubahan yang diakibatkan oleh Covid-19 itu. Perubahan yang tampak jelas adalah dari cara belajar yang biasanya selalu dilakukan melalui tatap muka namun sekarang ini sebagian besar dilakukan melalui tatap maya.

Dalam melakukan kegiatan belajar tatap maya, guru harus mampu menguasai cara mengoperasikan berbagai jenis perangkat TIK yang diperlukan dalam pembelajaran tatap maya, misalnya komputer, laptop, dan smartphone. Di samping harus mampu menguasai perangkat TIK, guru juga harus mampu menggunakan berbagai aplikasi pembelajaran tatap maya. Aplikasi pembelajaran tatap maya terbagi menjadi beberapa jenis, antara lain : 

1. Aplikasi media conference, misalnya : zoom dan google meet.

2. Aplikasi absen online, misalnya : google form.

3. Aplikasi chat, misalnya : whatsapp dan telegram.

4. Aplikasi share, misalnya : youtube dan facebook.

Selain perangkat TIK dan aplikasi pembelajaran, yang tidak kalah pentingya adalah guru harus mampu mencari bahan ajar dari sumber yang lengkap dan terpercaya. Tentu saja banyak sumber belajar yang tersedia di berbagai web, baik itu berasal dari sumber perseorangan maupun organisasi tertentu. Walaupun semuanya bagus dan menarik untuk disajikan kepada siswa tapi alangkah baiknya guru mengambil bahan ajarnya dari situs yang aman dan terpercaya.

Sehubungan dengan itulah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia membuat sebuah situs atau laman web yang memuat berbagai macam layanan kebutuhan bahan ajar, termasuklah sumber bahan ajar yang bagus dan sangat menarik untuk disajikan kepada siswa. 

Laman web atau situs tersebut adalah Portal Rumah Belajar



Portal Rumah Belajar Kemdikbud menyediakan berbagai macam fitur layanan pendidikan yang dibutuhkan oleh guru, antara lain :
Fitur Sumber belajar ini menyediakan berbagai macam konten pembelajaran, baik yang berupa video, web, audio, maupun media interaktif. Jenjang kelasnya juga lengkap, mulai dari TK/PAUD          sampai perguruan tinggi. Selain sebagai sumber bahan ajar, guru juga dapat mengupload bahan ajar sendiri ke fitur ini setelah mendaftar atau login.
Fitur ini adalah layanan pendidikan yang bisa dimanfaatkan oleh guru untuk membuat kelas pembelajaran layaknya pembelajaran tatap muka. 
Fitur Bank Soal merupakan fitur layanan yang menyediakan berbagai jenis soal yang dapat diunduh dan digunakan sebagai soal ujian untuk siswa. Selain mengunduh soal, guru juga dapat mengupload soal sendiri agar dapat digunakan oleh guru lain yang mengakses fitur Bank Soal ini.
Fitur ini sangat cocok bagi guru yang mengampu pelajaran IPA di masa pandemi Covid-19 yang tidak mungkin melakukan kegiatan percobaan di ruang laboratorium sekolah. 

Selain keempat fitur utama di atas, Portal Rumah Belajar Kemdikbud juga menyediakan berbagai macam fitur layanan lainnya, seperti : Peta Budaya, Buku Sekolah Elektronik, Wahana Jelajah Angkasa, Karya Bahasa dan Sastra, Edugame, dan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB).

#MerdekaBelajar
#Pembatik2020
#RumahBelajar


 

Rabu, 16 September 2020

PERJALANAN PANJANG PENUH TANTANGAN (SEBUAH CERITA TENTANG KEIKUTSERTAAN DI PEMBATIK 2020)


BAGIAN 1

PEMBATIK LEVEL 1



Waktu itu sekitar bulan April ketika sedang asyik-asyiknya membaca postingan-postingan di sebuah grup WA, tiba-tiba ada seorang teman yang mengirimkan sebuah postingan disertai sebuah link. Postingan itu berisi tentang penawaran sebuah pelatihan yang terus terang saja baru kali ini kubaca dan kuketahui. Padahal nyatanya pelatihan itu sudah ada sejak tiga tahun yang lalu. Kelihatan sekali ya, kalau aku ini orang yang kudet. Hehehe.
Karena merasa tertarik dan ada sedikit rasa penasaran maka ku-klik-lah link itu. Ternyata link itu menuju sebuah halaman situs bernama SimpaTIK (Sistem Informasi Manajemen Pelatihan Berbasis TIK). Wahh... pelatihan apa pula ini, pikirku. Lalu kubacalah dengan seksama informasi yang terdapat di halaman awal situs tersebut. Menarik juga pelatihannya, pikirku.

Pelatihannya dilaksanakan dengan sistem berjenjang, dimana di setiap jenjangnya, pesertanya ditentukan berdasarkan seleksi melalui ujian dan pemberian tugas. Pelatihannya dimulai dari level 1, level 2, level 3, hingga level 4. 

Peserta yang terpilih pada level 1 bisa melanjutkan pelatihan ke level 2. Peserta yang terseleksi pada level 2 boleh ikut ke pelatihan level 3. Dan begitu juga peserta level 3 yang nilainya bagus akan diikutsertakan ke pelatihan level 4. Dan yang paling menariknya adalah peserta terbaik pada level 4 akan dijadikan sebagai Duta Rumah Belajar (DRB Tahun 2020). 

Pelatihan dengan sistem berjenjang itu disebut dengan PEMBATIK (Pembelajaran Berbasis TIK). Dalam keterangannya Pembatik merupakan program peningkatan kompetensi TIK guru yang mengacu pada kerangka kerja peningkatan kompetensi TIK guru Unesco. Standar kompetensinya mengacu kepada keempat jenjang level yang sudah tersebut di atas. 

1. Level literasi (level 1)
2. Level implementasi (level 2)
3. Level kreasi (level 3)
4. Level berbagi (level 4)

Aku memang belum tahu persis, makhluk sejenis apa DRB itu. Walaupun aku sudah pernah mendengar istilah itu beberapa kali sebelumnya. Tak penting apa dan siapa DRB itu. Karena faktor utama yang paling memicuku untuk mengikuti pelatihan ini bukanlah DRB itu. Yang paling membuatku begitu bersemangat mengikuti Pembatik 2020 ini adalah model pelatihannya yang berjenjang. Ini hal yang baru buatku. 

Dengan model seperti itu maka peserta yang sampai ke level akhir adalah peserta terbaik dari yang terbaik. Sangat menarik bukan? Pasti. Apalagi bagi orang-orang yang menyukai tantangan seperti diriku. Ini saatnya aku menunjukkan siapa diriku sebenarnya. Ya, aku adalah makhluk dari planet krypton yang menyamar di bumi. Saudaranya Superman donk... Hahaha.

Maka dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, kudaftarkan diriku untuk mengikuti pelatihan Pembatik 2020 level 1. Jrennngggg... Pendaftaran diterima. Tinggal menunggu waktu pelatihan dimulai. 

Wahh, peserta Pembatik 2020 level 1 jumlahnya puluhan ribu. Totalnya mencapai 71.492 (menurut data yang kujumlahkan secara manual dengan kalkulator) yang berasal dari seluruh provinsi di Indonesia dan 16 orang di antaranya berasal dari luar negeri. Peserta terbanyak berasal provinsi Jawa Timur yang mencapai 11.838 orang. Sedangkan dari provinsiku yaitu Aceh, pesertanya mencapai 3.709 orang. 

Nantinya pada level 4 peserta yang akan diambil adalah 30 orang per provinsi. Itu artinya peluang lulus hingga ke level 4 adalah 1050 : 71.492 (30 x 35 provinsi = 1050). Sangat kecil sekali peluangnya, sekitar 0,0146869579813126 jika dilihat dari keseluruhan peserta. Namun jika dilihat dari peluang provinsi, peluang lulus hingga ke level 4 malah semakin kecil, yaitu 30 : 3709 atau sekitar 0,0080884335400377. Hehehe.

Ah, peduli amatlah. Yang penting ikuti saja kegiatannya. 

Maka pada hari yang sudah ditentukan, dimulailah pelatihan Pembatik 2020 level 1 yang dilaksanakan secara daring. Pelatihannya ternyata tidak sesulit yang kubayangkan. Tugasnya hanya membaca modul yang harus diunduh di situs SimpaTIK. Setelah itu menjawab kuis yang ada di modul. Kemudian di akhir waktu pelatihan peserta harus mengikuti ujian online. Semuanya dilakukan dari rumah tanpa terikat waktu. Pagi boleh, siang bisa, malam pun jadi. Mudah, bukan?

Oh, iya. Pemilihan gelombang pelatihannya juga terserah kepada peserta. Untuk level 1 ada 30 gelombang dan aku berada di gelombang 9 Pembatik Level 1.



Selesai sudah mengikuti ujian. Soal-soalnya cukup mudah dijawab karena semua jawabannya sudah ada di dalam modul. Jika semua modulnya sudah dibaca, mudah-mudahan tidak akan kesulitan saat mengisi pertanyaan. Bentuk soalnya pilihan berganda pula. Makin gampanglah menjawabnya. Tinggal pilih salah satu dari jawaban A, B, C, atau D.  Asalkan memilih salah satu dari keempat jawaban tersebut, pasti ada yang benar. Yang sudah pasti salah adalah jika memilih jawaban E. Apalagi memilih jawaban Z, sudah pasti makin salah. Hehehe.

Deg-degan juga menunggu hasil pengumuman ujiannya. Seperti menunggu kekasih yang berjanji akan datang tapi sampai waktu yang telah ditentukan si dia belum juga sampai. Walaupun yakin si dia pasti datang tapi tetap saja ada perasaan cemas dan khawatir. Cieee...

Yes, pada saat pengumuman hasil ujian dikeluarkan, salah satu namaku tertera di antara ribuan peserta lain yang lulus. Alhamdulillah. 


Tuh, namaku ada di urutan 580 dari 623 orang peserta Pembatik 2020 level 1 gelombang 9 yang lulus. 
Senang dan bangga. Kok bangga? Jelas, dong. Di antara puluhan ribu makhluk se-Indonesia yang ikut pelatihan, salah satunya adalah aku yang terpilih untuk melanjutkan pelatihan ke level 2. Sombong kali kau, bang. Hahaha. 

Cerita ini masih berlanjut. Ditunggu pada postingan berikutnya, ya.