Dulu saya sering merasa heran, mengapa para selebritis yang kerjanya cuma mondar-mandir dan senyam-senyum di depan kamera dibayar mahal. Penghasilan mereka begitu fantastis. Gaji mereka bahkan sudah dihitung berdasarkan hitungan detik atau menit, bukan lagi berdasarkan hitungan jam.
Bayangkan saja, penghasilan seorang Raffi Ahmad sebagai presenter adalah 150 juta rupiah per episode-nya. Itu sama dengan gaji saya sebagai guru selama 3 tahun. Gila memang. Tapi itulah kenyataannya.
Namun setelah mengikuti kegiatan PembaTIK Tahun 2020 yang salah satu tujuan akhirnya adalah pemilihan Duta Rumah Belajar (DRB), barulah saya mengerti mengapa aksi para selebritis di depan kamera itu dibayar begitu mahal.
Kegiatan PembaTIK Tahun 2020 adalah sebuah pelatihan bagi para guru yang mengedepankan pembelajaran berbasis TIK. Meskipun kegiatannya dilakukan secara daring karena masih dalam suasana pandemi Covid-19, tapi jadwal kegiatannya sangat padat. Tenaga ekstra karena harus menyelesaikan tugas tepat waktu sangat diperlukan di tengah-tengah kegiatan lain di luar kegiatan PembaTIK Tahun 2020. Pemikiran yang selalu fresh dan penuh konsentrasi sangat dibutuhkan di antara masalah-masalah lain di luar permasalahan tugas PembaTIK Tahun 2020.
Ibarat seorang selebritis, orang yang menonton hanya tahu dan peduli siapa dia di depan kamera tanpa mau tahu dan tidak peduli siapa dia setelah kamera dimatikan. Begitu juga halnya kegiatan PembaTIK Tahun 2020, terutama pada level 4 yang merupakan level berbagi.
Seorang peserta PembaTIK level 4 harus tampil bak seorang selebritis yang selalu tampil manis di depan kamera. Penampilan peserta PembaTIK level 4 dituntut harus selalu baik dan siap tampil setiap waktu di depan kamera saat melakukan kegiatan tatap maya.
Dan yang paling berat bagi saya selama mengikuti kegiatan PembaTIK level 4 ini adalah beraksi di depan kamera saat pembuatan vlog. Padahal dalam vlog yang durasinya cuma 6 menit itu, penampakan wajah saya tidak sampai 2 menit.
Namun perekaman adegan yang 2 menit tersebut memakan waktu hingga 2 minggu dengan pengambilan adegan yang berulang-ulang hingga puluhan kali. Total ada 33 kali pengambilan adegan selain beberapa video yang saya hapus karena terlalu jelek tampilannya.
Dan ini adalah salah satu adegan lucu dan bodoh yang terjadi saat perekaman adegan pembuatan vlog.
Sempat hampir putus asa karena merasa tidak sanggup lagi menyelesaikan pembuatan vlog. Tapi saya selalu teringat ucapan Ibu Irayuni Sari (DRB Provinsi Aceh Tahun 2019) di awal pembukaan PembaTIK level 4 yang mengatakan : "Jangan menghentikan sesuatu yang sudah dimulai". Kata-kata Ibu Irayuni Sari tersebut membangkitkan semangat saya untuk kembali beraksi di depan kamera.
Dan tiga hari menjelang batas deadline pengumpulan tugas akhirnya vlog tersebut dapat saya selesaikan setelah dua malam berturut-turut harus begadang menyelesaikan tugas penting PembaTIK Level 4 tersebut.
Bersyukur kepada Allah Swt dan terima kasih kepada Ibu Irayuni Sari yang telah menjadi motivator saya, sehingga saya mampu menyelesaikan tugas PembaTIK Level 4 Tahun 2020 ini. Alhamdulillah, sampai tanggal 20 Oktober 2020 pukul 21.00 WIB vlog saya sudah ditonton sebanyak 90 kali ditonton di channel YouTube setelah diunggah sejak 2 hari 6 jam yang lalu.
Ini adalah tampilan vlog di YouTube yang sudah disukai oleh 35 orang tersebut.
#PusdatinKemendikbud
#PembaTIK2020
#DutaRumahBelajar2020
#RumahBelajar2020
#BerbagiTIK
0 Comments:
Posting Komentar